Metode tes kehamilan yang dilakukan adalah metode
imunokromatografi dengan menggunakan sampel berupa air seni (urin). Alat yang
digunakan untuk pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara bebas dan dapat
dipergunakan kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan strip uji kehamilan adalah
bisa dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga
strip yang relatif murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi hasil uji yang
tinggi (97 – 99%), serta dapat mendeteksi kehamilan lebih dini.
Mekanisme kerja tes kehamilan melalui air seni ini adalah
dengan menggunakan prinsip adanya ikatan antibodi antigen. Sebagai antigennya
adalah adanya protein hormon beta hCG (hormon yang dihasilkan trofoblas/bagian
plasenta) dan sebagai antibodi adalah antibodi yang dihasilkan binatang kuda
yang disuntik hormon beta Hcg.
Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E
coli. Kemudian antibodi dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan
zat tertentu yang akan berubah warna bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan
pada alat pemeriksa. Kadar antibodi yang ada akan menentukan kepekaannya.
Karena itu, ada dua macam kepekaan, yaitu 25 mIU dan 50 mIU. Kepekaan ini yang
menentukan pada hari ke berapa alat ini sudah peka untuk mendeteksi kehamilan.
Sebagai contoh, untuk 25 mIU, dapat mendeteksi kehamilan saat hari pertama mens
berikut, sementara 50 mIU perlu sepuluh hari terlambat.
Aschheim dan Zondek telah menggunakan uji kehamilan dengan
penanda hCG sejak tahun 1920. Uji biologis ini menggunakan hewan (katak, tikus,
kelinci) yang kemudian disuntik dengan serum atau urin perempuan yang diduga
hamil untuk melihat reaksi yang terjadi pada ovarium atau testes hewan
percobaan tersebut. Prinsip uji biologik penanda 3 hCG selanjutnya dikembangkan
dengan cara mengambil antiserum hCG dari hewan yang telah memproduksi antibodi
hasil stimulasi dengan hCG (protein dengan sifat antigenik). Bila urin
diteteskan ke antiserum maka terjadi mediasi aktifitas antiserum untuk beraksi
dengan partikel lateks yang dilapisi dengan hCG (latex particle agglutination
inhibition test) atau sel darah merah yang telah disensitisasi dengan hCG
(hemagglutination inhibition test). Pada perempuan yang hamil, hCG di dalam
urinnya akan menetralisir antibodi dalam antiserum sehingga tidak terjadi
reaksi aglutinasi. Pada perempuan yang tidak hamil, tidak terjadi netralisasi
antibodi sehingga terjadi reaksi aglutinasi.
(http://caldoknotes.blogspot.com/2011/03/salah-satu-metode-tes-kehamilan.html)
Reaksi antigen antibody
Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG
sebagai antigen dan anti HCG sebagai antibody bersifat spesifik. Antibodi akan
mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop. Antibodi poliklonal
adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan dengan epitop yang
bervariasi karena berasal dari sel B yang berbeda-beda. Sedangkan antibodi
monoklonal lebih spesifik mengenali antigen pada satu epitop tertentu karena
berasal dari satu sel B yang dibiakan.
Terdapat 3 antibodi anti HCG pada strip
Antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG yang pertama
(kita sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan
anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga antibodi
itu terletak di lokasi yang berbeda dengan sifat yang berbeda pula. Anti HCG-1
bersifat mobile sehingga bisa ikut berpindah ke area Test (T) dan Control (C)
melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1 merupakan antibodi monoklonal sedangkan
anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di area T dan anti-anti HCG-1 di
area C bersifat fixed atau tertanam, artinya tidak dapat berpindah sehingga
tidak ikut mengalir/berpindah tempat.
PEMBAHASAN
Terdapat 3 antibodi anti HCG pada strip
Antibodi tersebut adalah antibodi anti HCG yang pertama
(kita sebut saja anti HCG-1), antibodi anti HCG yang kedua (anti HCG-2) dan
anti-anti HCG-1 (antibodi dengan anti HCG-1 sebagai antigen). Ketiga antibodi
itu terletak di lokasi yang berbeda dengan sifat yang berbeda pula. Anti HCG-1
bersifat mobile sehingga bisa ikut berpindah ke area Test (T) dan Control (C)
melalui gerakan kapilaritas. Anti HCG-1 merupakan antibodi monoklonal sedangkan
anti HCG-2 bersifat poliklonal. Anti HCG-2 di area T dan anti-anti HCG-1 di
area C bersifat fixed atau tertanam, artinya tidak dapat berpindah sehingga
tidak ikut mengalir/berpindah tempat.
Bila urin mengandung HCG
HCG sebagai antigen, akan berikatan dengan anti HCG. Gaya
kapilaritas membawa senyawa ikatan HCG dan anti HCG-1 menuju daerah T. Di
daerah T, anti HCG-2 akan berikatan dengan HCG yang telah berikatan dengan anti
HCG-1 namun pada epitop yang berbeda. Terbentuklah kompleks anti HCG-1, HCG,
dan anti HCG-2. Enzim menjadi aktif dan daerah T berwarna merah. Selanjutnya,
sisa anti HCG-1 yang belum berikatan dengan HCG akan menuju daerah C dan
berikatan dengan anti-anti HCG-1. Kompleks ini akan mengaktifkan enzin sehingga
daerah T berwarna merah. Pada akhirnya, akan terlihat dua strip merah yaitu
pada daerah T dan daerah C dan diintepretasikan sebagai hasil positif hamil.
Bila urin tidak mengandung HCG
Urin tidak mengandung HCG sehingga tidak terjadi kompleks
anti HCG-1 dengan HCG. anti HCG-1 yang bebas kemudian menuju ke area T tempat
anti HCG-2. Karena tidak ada HCG maka tidak akan terjadi interaksi antara anti
HCG1 dan anti HCG-2 melalui perlekatan dengan HCG pada epitop berbeda.Enzim
pada anti HCG-1 tetap inaktif dan reaksi enzimatis pembentukan warna tidak
terjadi. Akibatnya anti HCG-1 akan terus ikut gaya kapilaritas menuju daerah C.
Di daerah ini terjadi kompleks antigen antibodi yaitu anti HCG-1 (sebagai
antigen) dengan anti anti HCG-1 (sebagai antibodi terhadap anti-HCG-1).
Kompleks ini membuat enzim aktif sehingga terbentuk warna merah. Warna merah
hanya pada area C sehingga hanya ada satu garis dan diintepretasikan sebagai
hasil negatif hamil (tidak hamil).
Pada praktikum
uji kehamilan (direct latex agglutination)kita menguji urin untuk menunjukkan
pada urin wanita hamil tekandung hormon hCG (Human Chorionic Gonadtropine) dan
menunjukkan tidak terkandung (negative) hCG (Human Chorionic Gonadtropine) pada
urin wanita tidak hamil dan urin pria. Dengan menggunakan metode aglutinasi
lateks. Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon gonadotropin
yang disekresi oleh wanita hamil dan disintesa oleh sel-sel
sintitio tropoblas dari placenta. Hormon hCG mempunyai dua rangkaian rantai
peptide yaitu α yang mengandung 92 asam amino dan β mengandung 145 asam amin.
Hormon Chorionic Gonadotropin (hCG) mempertahankan korpus luteum yang terbentuk
ketika sel telur dibuahi yang dilanjutkan dengan terjadinya ovulasi. Hormon hCG
berdampak pada meningkatnya produksi progesterone oleh indung telur sehingga
menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi hormon hCG akan meningkat
hingga hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon ini di
ekskresikan melalui urin juga terdapat dalam serum. Kali ini kta akan
mendeteksi hormon hormon hCG di urin wanita hamil.
Pada praktikum
kali ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode strip dan slide aglutinasi,
dan pada sampel pasien diperoleh hasil yang negative yaitu terbentuk 1 garis
pada are control untuk metode strip dan tidak terjadi aglutinasi pada metode
slide aglutinasi.
XII.
KESIMPULAN
Uji Plano tes didasarkan pada terbentuknya hCG pada urin
pasien. Untuk metode strip di dasarkan pada terbentuknya garis yang menggunakan
prinsip immunochromatograpi, dan metode slide aglutinasi yaitu didasarkan pada
terbentuknya reaksi aglutinasi.
Dari hasil pemeriksaan pada pasien diperoleh bahwa pasien
tidak dalam kondisi hamil Karen hasil uji plano tes negative.